Berangkat dari persoalan banyaknya timbunan sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga baik berupa sampah organik maupun anorganik menjadi salah satu problematika di Desa Sekongkang Atas, KSB. Plastik merupakan salah satu jenis sampah yang menjadi sumber ancaman dan potensi pencemaran lingkungan di desa tersebut. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengelolaan secara bijaksana untuk mewujudkan kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Sebagai langkah awal dalam melakukan pengelolaan limbah secara terpadu di Desa Sekongkang Atas, pemerintah desa bersama dengan Universitas Cordova melakukan kegiatan “Sosialisasi Gerakan Inovasi Desa Sekongkang Atas Dalam Pengelolaan Sampah”. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah Desa Sekongkag Atas, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sekongkang Atas, Lembaga Riset, Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (LRP2M) Universitas Cordova, Lembaga Riset dan Pengembangan Desa (RiPeD), tenaga ahli pendamping desa, serta perwakilan Bank Sampah dari Desa Benete, KSB. Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan di Aula Desa Sekongkang Atas pada hari Rabu (27/09/2019).
Kegiatan sosialisasi tersebut juga menjadi langkah awal dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat terkait dengan program yang direncanakan. Selanjutnya mulai tahun 2020 akan dilaksanakan serangkaian program pengelolaan sampah melalui kegiatan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
Gerakan inovasi desa dalam pengelolaan sampah merupakan inisiatif dari pemerintah Desa Sekongkang Atas sebagai wujud keseriusan pemerintah dalam menangani masalah sampah di lingkungan. Menurut Muhammad Rizal, S.Sos., M.AP., ketua LRP2M Universitas Cordova, upaya pengelolaan limbah di Desa Sekongkang Atas selain bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan, nantinya diharapkan juga dapat memberikan pendapatan dalam bidang ekonomi bagi keluarga dan lembaga yang melakukan pengelolaan. Sebab secara ekonomi, program inovasi desa tersbeut akan menghasilkan pupuk dan sampah yang dapat didaur ulang yang akan ditampung di Bank Sampah Desa Sekongkang Atas sebagai tabungan masyarakat.
Menurut Ketua LRP2M Universitas Cordova, pelaksanaan program ini akan melibatkan tenaga ahli dari Universitas Cordova dan LSM (RiPeD dan Komunitas Hijau Biru) dalam memberikan masukan dan arahan dalam pelaksanaan dan pembinaan program. Adapun BUMDes sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Desa berperan sebagai pelaku utama dalam pengelolaan sampah dan nantinya secara berkelanjutan diharapkan dapat berada di garis depan dalam mengelola sampah agar lebih bermanfaat.
“Kami menyambut baik gagasan yang dilakukan Pemerintah Desa Sekongkang Atas dan akan memberikan dukungan secara teknis sehingga rencana-rencana yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi benar-benar dapat diwujudkan. Ini merupakan dukungan keberpihakan kepada lingkungan dan program Gubernur NTB untuk mewujudkan lingkugan yang zero waste di NTB”, ungkap Muhammad Rizal seusai kegiatan.
Muhammad Saleh selaku Kepala Desa Sekongkang Atas sangat terkesan dengan Gerakan yang telah diinisiasi ini karena memperoleh dukungan dari berbagai pihak seperti tenaga ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perguruan Tinggi, dan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat.
“Saya sangat berharap sosialisasi ini dapat dilakukan secara berkelanjutan sehingga pengelolaan sampah benar-benar terwujud sebagai bagian dari kesadaran masyarakat di Desa Sekongkang Atas sehingga dapat menjadi desa percontohan bagi desa-desa lainnya”, ungkap Muhammad Saleh.
Menurut Muhammad Rizal, sebagai bentuk wujud dukungan kepala desa dalam merealisasikan program yang akan dilakukan adalah pemerintah desa berkomitmen melakukan penyertaan modal kepada BUMDes agar dapat berjalan dalam pengelolaan sampah. Selain itu, pemerintah desa juga akan melakukan komunikasi dengan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) untuk mendapatkan dukungan program dan ekstensifikasi usaha BUMDes dengan mengelola sampah yang bersumber dari aktivitas perusahaan.
Muhammad Rizal juga berharap untuk kelanjutan program setelah sosialiasi adalah program gerakan inovasi pengelolaan sampah dapat dirangkaikan dengan program pengembangan desa wisata sehingga dalam waktu yang bersamaan dapat mewujudkan 2 hal yaitu desa bersih dan wisata desa menjadi maju. Apalagi pada tahun 2019 Gubernur NTB telah menetapkan Desa Sekongkang Atas sebagai salah satu dari 100 desa wisata di NTB. Dan kita sama-sama memahami bahwa kebersihan merupakan salah satu sapta pesona wisata sehingga perlu kiranya terjadi kolaborasi gerakan bersih desa dengan gerakan desa wisata.
“Pemerintah Desa sangat berharap Universitas Cordova dapat mendukung inovasi desa dengan menyediakan panduan maupun perangkat teknis pengelolaan sampah sehingga menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat. Kami juga berharap Universitas Cordova dapat menjadikan Desa Sekongkang Bawah sebagai salah satu desa binaan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) maupun aktivitas akademis lainnya”, ungkap Muhammad Rizal. (LPPDI)