Pondok Pesantren Al-Ikhlas Taliwang dan Universitas Cordova (Undova) menggelar kegiatan sarasehan Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) yang dilaksanakan di Aula Baitus Syukri Pondok Pesantren Al-Ikhlas Taliwang. Beberapa perwakilan Pesantren Alumni Gontor yang dikenal terkemuka turut hadir seperti Darunnajah, Tazakka, Al-Amien Perenduan Sumenep, Darul Istiqomah Bondowoso, Daar Qolam dan lainnya yang tersebar dari beberapa daerah di Indonesia. Kegiatan Sarasehan tersebut diikuti seluruh rombongan FPAG yang berjumlah 64 orang dan juga Pengelolah Undova serta Pondok Pesantren Al-Ikhlas (16/05/23).
Sarasehan tersebut dimoderatori langsung oleh Dr. KH. Lalu Zulkifli Muhadli, B.A., S.H.,MM., selaku Ketua FPAG se-Indonesia sekaligus tuan rumah dan juga Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ikhlas Taliwang serta Rektor Universitas Cordova. Dalam sambutannya, Dr. KH. Lalu Zulkifli Muhadli, B.A., S.H.,MM. bersyukur atas kehadiran tamu kehormatan di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Taliwang dan Universitas Cordova. Dalam agenda sarasehan tersebut Rektor Universitas menyampaikan jika beberapa pimpinan Pesantren Alumni Gontor yang hadir merupakan pimpinan pondok pesantren ternama di Indonesia sehingga kehadirannya merupakan suatu kehormatan bagi semua hadirin.
Sarasehan tersebut membahas topik yang menarik seputar perkembangan Pondok Pesantren di Indonesia. Para pembicara terdiri dari Pimpinan Pondok Pesantren ternama diataranya yakni, Dr. KH Sofwan Manaf (Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah), KH. Anang Rikza Masyhadi, Ph.D (Pimpinan Pesantren Modern Tazakka), DR. KH. Fauzi Ahmad Tijani (Pimpinan Peondok Pesantren Al-Amien Perenduan Sumenep), dan Dr. Yamani.
Beberapa pemateri telah dibagikan topik-topik khusus oleh moderator. Sarasehan berjalan dengan penuh kebersamaan dan tawa. Bahasan-bahasan seputar sejarah perkembangan Pondok Pesantren yang diselingi kisah-kisah ketika menjadi santri begitu asik diperbincangkan oleh para pembicara yang sekaligus bernostalgia bersama. Bahasan yang tidak kalah menarik juga sangat seru disimak oleh para peserta yang juga ikut merasakan nostalgia para tokoh Pimpinan Pesantren yang luar biasa memukau.
Pada kesempatan pertama, DR. KH. Fauzi Ahmad Tijani (Pimpinan Peondok Pesantren Al-Amien Perenduan Sumenep) menyampaikan tentang Pondok Presantennya yang sukses menerbitkan ribuan buku oleh santri. Hal ini memperlihatkan perkembangan sastra dan literasi sangat pesat dan membantu santri untuk produktif. Sementara itu, pada kesempata kedua moderator memberikan waktu kepada salah satu pembicara dari Mesir, yakni Dr. Yamani untuk membahas topik pentingnya peran perdagangan bagi perkembangan islam. Dalam penyampaian yang berbahasa arab, disampaikan bahwa keberadaaan pedagang menjadi salah satu faktor dan pengaruh terbentuknya serikat islam. Hal ini dirasa penting dalam sejarah perkembangan Islam karena telah dicontoh sejak zaman Rosulullah. Pembahasan menarik juga tak kalah pentingnya disampaikan oleh KH Sofwan yang membahas terkait topik wakaf dan universitas pesantren. KH Sofwan menyampaikan bahwa “keluarlah dari zona nyamanmu agar Pondok Pesantren bisa terus berkembang dan berdiri banyak di setiap pelosok dunia”. Mengembangkan pesantren adalah bagian dari usaha dalam pergerakan, karena pada sebuah pergerakan terdapat keberkahan. Sementara itu pembahasan terakhir yang menajdi gong dari sarasehan tersebut adalah penyampaian KH Anang tentang panca jangka pesantren dan pembangunan pesantren. Disampaikan bahwa berdasarkan pengamatannya Pondok Pesantren Alumni adalah Pondok Pesantren yang memiliki ciri khas. Pondok Gontor pada hakikatnya telah membentuk sekolah ketokohan sehingga tidak heran melalui Gontor tumbuh para tokoh-tokoh hebat di Indonesia maupun dunia. KH Anang sepakat jika setiap Pesantren dimulai dari nol sehingga Pesantren dibantu ketika maju, bukan maju karena dibantu. Banyak sekali nilai-nilai yang dibangun oleh Pesantren, setiap pesantren alumni hampir seluruhnya berdiri dari nol dan tidak ada yang tidak berkembang maju, hal ini diyakininya jika Allah telah memberikan jalan dengan cara membeli ide-ide yang dimunculkan dari orang baik. pernyataan Kiyai Anang benar-benar membawa suasana gong yang membuat peserta tertegun dan merasa hadir pada susasana yang khidmat. Terakhir, agenda ditutup dengan doa yang dibacakan oleh KH. Masruri Abdul Muhit pimpinan pondok pesantren Darul Istiqomah Bondowoso.