Sumbawa Barat (23/11/2020) – Lean Management didefinisikan sebagai serangkaian konsep, prinsip, prosedur dan alat yang diadaptasi untuk meningkatkan percepatan proses dengan mengurangi waste (pemborosan). Bentuk dari waste (pemborosan) adalah adanya kesalahan, penumpukan inventori, tahap proses yang tidak terlalu dibutuhkan, perpindahan bahan yang tidak perlu dari suatu tempat ke tempat lain, dan seluruh barang dan jasa yang tidak sesuai di mata konsumen.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada mitra ( Usaha Dagang Pertanian ‘Hj. NURIMAN’) yang berlokasi di Desa Jurumapin, Kecamatan Buer, Sumbawa Besar pada program kemitraan masyarakat stimulus (PKMS) yang dilakukan oleh Tim Pelaksana dari Universitas Cordova yang diketuai oleh Bpk Amrussalam, S.T., M.T. dari Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik dan anggotanya adalah Ibu Eko Supriantuti, S.P., M.Si dari Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian bahwa mitra terdapat beberapa waste (pemborosan) yang tidak memberikan Value Added pada kegiatan produksi perdagangannya yaitu Waste Overproduction, Waste transportasi, Waste unnecessary, Inventory, Waste motion, Waste waiting, Waste inappropriate processing. dan Waste defect. Sedangakan pada managemen produksi yang berfokus pada pelayanan jasa Mitra yaitu kurang memadainya jasa pelengkap pada mitra untuk memberikan kepuasan kepada Pelanggan/Petani dalam mendapatkan Value Added Service, yang terdiri dari pelayanan pelengkap yang memudahkan (facilitating supplementary service) dan pelayanan pelengkap yang meningkatkan (enhacing supplementary service).
Penerapan Lean Management dengan konsep 5S
Konsep 5S (Seiri/Ringkas, Seitn/Rapi, Seiso/Resik, Seiketsu/Rawat, Shitsuke/Rajin) adalah membudayakan tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya tertata rapi, bersi h, dan tertib, sehingga dapat diciptakan kemudahan dalam bekerja dan 5S dirancang untuk menghilangkan pemborosan/Waste. Penerapannya dimulai dengan mempersiapkan dan membuat konsep desain berdasarkan data antopometri, pengadaan, perbaikan & penataaan tata fasilitas pada mitra yang sesuai dengan konsep 5S (Seiri/Ringkas, Seitn/Rapi, Seiso/Resik, Seiketsu/Rawat, Shitsuke/Rajin). Tujuan dari adanya penerapan ini adalah agar mitra memiliki Value Added Service pada kegiatan produksi perdagangannya, sehingga Petani/Pelanggan akan merasa puas ketika berada di mitra. Konsep 5S (Seiri/Ringkas, Seitn/Rapi, Seiso/Resik, Seiketsu/Rawat, Shitsuke/Rajin) tersebut adalah sebagai berikut:
1. Seiri (Ringkas)
yaitu memisahkan barang/benda yang dibutuhkan dan yang tidak dibutuhkan dan dengan cepat menghilangkan yang tidak diperlukan.
2. Seition (Rapi)
Yaitu melakukan penyimpanan yang tertib, menempatkan hal-hal di tempat yang tepat, dapat dengan mudah ditemukan, dibawa keluar dan digunakan lagi ketika dibutuhkan. Setiap fasilitas usaha harus memiliki tempat masing-masing sehingga dapat dengan mudah menemukannya, yang berarti ada tempat untuk segala sesuatu dan segala sesuatu harus ditempatnya, melakukan kelengkapan yang tertib terkait kwitansi hasil jual-beli hasil pertanian serta pelaporan yang tertib untuk laporan keuangan.
3. Seiso (Resik)
Yaitu selalu melakukan pembersihan area kerja dan perawatan bangunan secara terjadwal dan teratur untuk menjaga tempat pelayanan yang bersih dan aman serta memberikan kenyamanan kepada Pelanggan/Petani ketika berada di mitra
4. Seiketsu (Rawat)
Yaitu menyadari kebutuhan untuk menjaga area yang bersih dan bangunan yang terawat di mitra; berkonsentrasi untuk menjaga standar kualitas hasil pembelian pertanian dari petani, sehingga tidak ada keluhan dari rekan bisnis; dan menjaga pelayanan yang prima untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada Petani/Pelanggan dan melakukan pelayanan pelengkap yang memudahkan (facilitating supplementary service) dan pelayanan pelengkap yang meningkatkan (enhacing supplementary service)
5. Shitsuke (Rajin)
Yaitu membiasakan untuk selalu mematuhi dengan baik untuk menjaga dan melakukan perbaikan secara terus menerus.
Dokumentasi berupa video kegiatan PKMS sebagai berikut :