Sumbawa barat (18/12/2021) – Serbuk kayu merupakan bahan yang banyak tertimbun dan cenderung menjadi sampah dan dibakar karena pemanfaatannya yang masih sedikit relatif kecil. Sementara potensi pemanfatannya cukup banyak diantaranya briket arang, media tanaman, bahan paving block, dan sebagainya, sehingga dapat mengurangi waste dan pencemaran lingkungan.
Dikatakan Value Added, karena ada sesuatu yang dihasilkan dan akan dibayar oleh pembeli/pelanggan. Value Added adalah sesuatu yang memiliki nilai atau bernilai baik dilihat dari proses, langkah maupun kegiatan yg dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan itu sendiri. kepuasan pelanggan tidak serta merta diukur dari harga akan tetapi juga bisa diukur bagaimana pelangan merasa nyaman kettika berada di perusahaan, waktu pelayanan cepat dan kualitas produknya.
Pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dilakukan oleh Tim Pelaksana dari Universitas Cordova yang diketuai oleh Bpk Amrussalam, S.T., M.T dari Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik dan anggotanya adalah Ibu Fitri ariyanti. M.Engdari Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik, bekerjasama dengan Mitra UD. Mebel Tabola yang merupakan salah jenis UMKM yang bergerak dibidang mebel yang berlokasi di Lingkungan KTC RT 03/RW 08, Kelurahan Menala Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB. Hasil dari pelaksanaan PKM adalah rancangan produk dalam pembuatan paving block untuk performansi suatu proses dalam pemanfaatan limbah serbuk kayu untuk memberikan pengetahuan dan peningkatan keberdayaan Mitra dalam pemanfaatan limbah sekbuk kayu dalam memperoleh add value yang bernilai ekonomis, dengan perancangan parameter – parameter komponennya adalah:
1. Semen dan agregat (pasir)
Agregat merupakan butiran-butiran mineral alami yang digunakan sebagai bahan pengisi dalam campuran pembuatan paving block. Sedangkan semen merupakan bahan perekat hidrolis berupa serbuk halus. Komposisi perbandingan agregat pasir dengan komposisi semen didalam pembuatan paving block merupakan hal yang penting dalam pengendalian kualitas paving block, sehingga campuran antara semen dan agregat dalam pembuatan paving block pada pelaksanaan PKMS ini adalah perbandingan 1:6 yang merupakan campuran ideal.
2. Abu serbuk kayu
Dalam PKM ini digunakan abu serbuk kayu dengan jenis kayu jati sebagai faktor yang dapat meningkatkan kualitas paving block. Jumlah abu serbuk kayu yang paling optimal adalah 10 % dari berat semen.
3. Air
Air diperlukan pada pembuatan beton (paving block) untuk memicu proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pengerjaan beton. Air yang digunakan dalam pelaksanaaan PKM merupakan air yang tidak terlalu encer yang sesuai campuran dalam pembuatan paving block, dengan nilai fas (Faktor air semen) adalah 0.6 dari berat semen, karena jika terlalu encer maka akan susah dalam pencetakan paving block dan rusak.
4. Lama pengeringan
Lama waktu penegeringan akan mempengaruhi kualitas produk dan mempengaruhi banyaknya kadar air yang terdapat didalam paving block. Didalam pelaksanaan PKMS ini akan dilakukan penjemuran dengan 4 hari. Apabila kurang dari 4 hari maka paving block tidak terlalu kering sehingga mudah retak dan kadar air masih tinggi.
Berikut adalah dokumentasi video dari kegiatan :